Saturday, 18 January 2014

Parijoto: Buah Unik Bermitos Anak Jadi Cantik atau Ganteng

Bila anda berkunjung ke kawasan wisata religi makam Sunan Muria yang terletak sekitar 18 Km ke arah utara dari pusat kota Kudus, tepatnya di kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus, dengan ketinggian yang mencapai ± 800 m dpl, anda akan menemukan buah parijoto yang dijajakan sepanjang jalan menuju makam Sunan Muria. “Bentuknya itu bulat seperti klenteng (red, biji pohon randu) lebih besar sedikit ukurannya, dan berwarna menarik”, tutur salah satu tukang ojek pagi itu.
Tanaman khas yang tumbuh melimpah ruah di pegunungan muria itu, konon memiliki mitos yang turun temurun sejak dahulu kala. “Dari mbah-mbah kita dulu, katanya kalau dimakan ibu hamil nanti anaknya yang lahir akan menjadi ganteng jika laki-laki, dan ayu jika perempuan”, ujar mbak Wati, penduduk setempat.
Harga satu ikat kecil Parijoto dijual seharga Rp 5.000 ,-, sedangkan seikat agak besar dihargai cukup Rp 10.000 ,-. “nek sak ombyok regane rong puluh ewu mbak,” terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 WIB hingga pukul 17:00 sore.
Karena rasanya yang asam, pahit dan tidak enak jika dimakan langsung, biasanya ibu yang hamil menyiasatinya dengan cara dibuat rujak, pecel atau direbus sebelum parijoto tersebut dikonsumsi. Umumnya ibu-ibu hamil yang mengonsumsi parijoto saat usia kandungannya mencapai lima bulan ke atas, namun ada pula yang sudah mengonsumsi buah yang tumbuh di dataran tinggi di kawasan lereng gunung Muria itu pada usia kehamilan baru mencapai dua hingga tiga bulan.
Buah dengan nama latin Medinella speciosa L. ini secara medis sebenarnya memiliki kandungan bahan kimia saponin dan kardenolin pada daun dan buahnya, sedangkan pada buahnya mengandung flavonoid dan daunnya mengandung tannin yang berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat diare. Anda penasaran untuk mencoba kahsiat buah unik asal Muria yang satu ini? Mempercantik keturunan atau sekadar obat diare dan sariawan semata?

No comments:

Post a Comment