Saturday, 18 January 2014

Pisang Tanduk Khas Muria

COLO – Desa Colo selain dikenal sebagai desa tujuan wisata, yang memiliki hawa sejuk, bumi perkemahan, air terjun montel dan pemandangan kawasan pegunungan Muria yang eksotik, serta dikenal juga sebagai tempat berziarah karena terdapat makam salah satu wali penyebar agama Islam di tanah Jawa yakni Raden Umar Said atau lebih dikenal dengan sebutan  Sunan Muria. Tak hanya itu, Colo juga dikenal dengan hasil buminya yang melimpah ruah diantaranya Parijoto, Jeruk Pamelo, Talas, Jangklong (jawa; red), Alpukat, dan Pisang Byar.
Pisang Byar memiliki keunikan tersindiri bagi wisatawan sebagai oleh-oleh khas asal Muria. Para Kinanti (pedagang gendong) biasanya menjual dalam keadaan mentah secara tundunan, dan jika sudah direbus dijual secara gandeng (2 buah). “Segandeng pisang byar matang harganya dua ribu mbak, atau yang mentah ini segandeng cukup dua ribu,” pinta Mutiah, saat menawarkan dagangannya pada pengunjung.
“Para wisatawan yang berkunjung ke Kudus hanya bisa mendapatkan pisang byar ini di kawasan Muria saja. Karena di daerah lain belum dapat dibudidayakan dengan baik,” Ujar Ir.  Supari, MSi, pakar pertanian UMK kepada Portal UMK. Menurut Supari pisang byar atau pisang tanduk ini mempunyai nilai khas yang berbeda dengan bentuk pisang lainnya, dari ukurannya yang besar dan panjangnya mencapai 25-30cm,  juga mempunyai rasa manis keasaman dan kenyal jika disantap.
“Pisang ini memiliki bentuk menarik dan biasanya pisang byar ini cocok untuk dibudidayakan didaerah pegunungan seperti halnya di Kawasan Muria, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat muria,” terangnya. Dalam membudiyakan pisang byar masyarakat menganut culture teknis berdasarkan pada pola tanam secara turun temenurun.
“Rasanya itu seperti ada madu di tengahnya,”  kata Anis Fajriyah, pelanggan yang sering menyempatkan beli pisang byar saat berziarah ke makan Sunan Muria. Menurutnya, hal itu telah menjadi tradisi keluarganya dalam membeli pisang byar, untuk dijadikan oleh-oleh khas asal Colo pada kerabat terdekat.

http://muriastudies.umk.ac.id/?page_id=478

Kandungan dan Manfaat Jeruk Bali (Pamelo)


Manfaat Jeruk Bali (Pamelo) - Pamelo atau lebih dikenal dengan sebutan jeruk bali memiliki nama ilmiah Latin Citrus maxima. Jeruk ini seperti halnya jeruk lainnya juga memiliki banyak manfaat.

Jeruk bali, selain memiliki ukuran yang besar, juga mempunyai rasa yang khas, yaitu kombinasi manis, asam, dan sedikit pahit.

Kandungan dan Manfaat Jeruk Bali Pamelo

Daging buah pamelo bisa dimakan secara langsung setelah dikupas. Atau bisa juga dibuat untuk rujakan yang rasanya sungguh enak. Kulit buah jeruk yang tebal dapat dimanfaatkan untuk dibuat manisan.

Kandungan dan Manfaat Jeruk Bali

Manfaat jeruk bali untuk kesehatan terletak pada kandungan pektinnya, likopen, antioksidan, dan vitaminnya. Pektin dapat menurunkan kolesterol secara tajam, hal ini bisa memperkecil risiko terjadinya kanker, stroke, dan penyakit jantung. Kandungan antioksidan dan vitaminnya sangat baik untuk kesehatan gusi, kulit, dan lambung.

Mencegah kanker

Sebagaimana disebutkan diawal bahwa kandungan likopen yang terdapat pada jeruk bali ini dapat mencegah terjadinya kanker, terutama kanker prostat.

Kaya vitamin C dan pektin

Jeruk Bali kaya akan kandungan vitamin, mineral, flavonoid, pektin, dan likopen. Vitamin yang terkandung dalam jeruk bali yaitu vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C; sedangkan mineral yang terdapat dalam buah ini yaitu kalsium, fosfor, dan zat besi.

Kandungn vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas. Dan kandungan kalium dan bioflavonoid yang tinggi, dapat berperan sebagai anti kanker dan juga untuk menyehatkan prostat.

Turunkan Trigliserida Secara Tajam

Jeruk bali dapat menurunkan kadar kolesterol. Sebagaimana disebutkan bahwa pektin dapat menurunkan kolesterol secara tajam, sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya kanker, stroke, dan penyakit jantung.

Baik untuk Kulit, Gusi, dan Lambung

Antioksidan yang dikandung jeruk bali mampu menyembuhkan luka lambung, menyehatkan gusi, menurunkan kadar lemak dan kolesterol, mengatur tingkat hematokrit tubuh, mencegah anemia,  menjaga kesehatan kulit, menurunkan risiko penyakit jantung, mencegah kanker, melancarkan saluran pencemaan, dann dapat mencegah konstipasi.

Delima hitam terbilang sulit didapatkan. Namun kesulitan itu sepadan dengan segudang manfaatnya.
Delima (pomegranade) alias pome saat ini sudah cukup dikenal sebagai buah berantioksidan tinggi yang menunjang kesehatan tubuh. Itu delima merah. Selain bisa diperoleh dalam bentuk buah, beberapa produsen minuman segar merilis produk yang diklaim mengandung buah delima merah.
Sebenarnya tak hanya delima merah saja yang bermanfaat bagi tubuh. Delima hitam pun diakui malah jauh lebih berkhasiat dibandingkan delima merah ataupun putih. Wawan K. Syarief, kolektor tanaman buah langka dan berkhasiat di Karawang, Jawa Barat, menyebutkan, selain berkhasiat dan cocok dengan kondisi iklim Indonesia, delima hitam dapat dipanen sepanjang tahun. “Ini sebetulnya menguntungkan karena buahnya tanpa musim. Tapi untuk membuat olahan seperti minumannya, (bahan baku) masih sulit karena belum ada yang mengebunkan,” paparnya.
Sementara itu, Suharyanto, herbalis yang memfokuskan pengobatan pasiennya dengan tanaman langka mengungkap, kegunaan tanaman delima hitam mencakup daun hingga akarnya. “Banyak sekali lho manfaatnya, walaupun ada juga negatifnya,” jelasnya saat dihubungi AGRINA melalui telepon.

Gusi Berdarah hingga Kanker
Herbalis yang biasa disapa Hary itu memaparkan manfaat delima hitam satu per satu. Daun dan bunganya, kata Hary, berkhasiat untuk pelangsing dan mengatasi gusi berdarah.
Sementara, “Kulit buah, biji, kulit batang, dan kulit akar itu berfungsi mengatasi banyak penyakit,” ungkapnya. Bagian tanaman ini cukup baik dalam mengatasi cacingan, diare, diabetes, menstabilkan tekanan darah, mencegah stroke, mengurangi peradangan, dan kanker. Kandungan senyawa kimia yang cukup lengkaplah yang berfungsi mengatasi semua penyakit itu.
Pertama, kandungan alkaloid bermanfaat sebagai obat cacing. “Alkaloid itu mampu melepaskan pegangan cacing dari usus, otomatis si cacing akan luruh bersama buang air besar,” papar Hary. Kandungan alkaloid jenis peliterin sebenarnya hanya 0,5-1% dalam tanaman asal Spanyol tersebut, tetapi senyawa ini cukup toksik bagi cacing.
Kemudian tanin berupa eligatanin mengatasi diare. Senyawa yang terkandung sebanyak 20%-30% dalam delima hitam ini dapat membunuh virus dan bakteri yang ada di perut. Bakteri pemicu diare, semacam Escherichia coliSalmonellasp., dan Streptococcus sp. terbukti dapat dibasmi senyawa tersebut. Di samping itu tanin juga mengurangi pengerasan pembuluh darah. “Jika pengerasan tidak terjadi, peredaran darah lancar, otomatis kerja jantung tidak terlalu berat sehingga potensi stroke bisa hilang,” tambah Hary.
Yang tidak kalah penting adalah kandungan asam malat. “Adanya asam malat membuat metabolisme karbohidrat jadi bagus sehingga dapat memperbaiki dan mencegah diabetes. Kandungannya 20%-30% dalam delima hitam ini paling banyak (dibanding jenis delima lain),” tutur herbalis yang berpraktik di Klaten, Jawa Tengah ini.
Delima ini juga kaya akan kalium yang berguna menstabilkan tekanan darah. Walhasil,  kasus tekanan darah tinggi bisa dilibas. Selain itu, kalium berfungsi dalam relaksasi gerak jantung yang berdampak pada pencegahan jantung koroner. Dengan gabungan fungsi senyawa kalium dan tanin, penyakit seperti stroke dan jantung koroner dapat dihindari.
Buah delima hitam pun mengandung antioksidan berupa polifenol yang dapat mengatasi kanker. Polifenol bekerja menghambat kerja adenosin trifosfat (ATP) yang merupakan sumber energi bagi sel kanker. Dengan demikian, pertumbuhan sel kanker yang tidak terkontrol dapat dikendalikan.
Sedangkan bijinya delima hitam, bermanfaat dalam mengatasi peradangan. Konsumsi buah dan biji delima hitam secara bersamaan bisa mengatasi kanker yang disertai peradangan.
Jangan Sembarangan
Dengan banyaknya manfaat, herbal berbahan dasar delima hitam ini tidak dapat sembarang dikonsumsi. “Peliterin yang dapat mengusir cacing tadi adalah zat yang sangat toksik, makanya dalam proses pembuatan akar batang, kulit buah, dan kulit akar sebaiknya dalam pengawasan herbalis.Nggak bisa secara awam. Risikonya, kalau terlalu banyak bisa mengerutkan usus,” saran herbalis yang sering dipanggil praktik di berbagai daerah ini.
Pemanfaatan kulit buah, kulit batang, dan kulit akarnya sangat tergantung kebutuhan. Tidak perlu kering, semua bahan kulit itu cukup dilayukan sebelum diolah. Demikian pula untuk daun dan bunganya. “Sekitar 1,7 ons bunga dan daun secukupnya digodok dalam tiga gelas air, sisakan separuhnya. Konsumsi dua-tiga kali tidak apa-apa. Kalau (berat badan) sudah turun, sekali sehari cukup,” terang Hary.
Sebelum mengonsumsi delima hitam, Hary secara khusus menekankan, penderita dianjurkan puasa selama 12 jam. “Karena ada racun di dalamnya tadi, jadi dosisnya harus khusus. Jangan makan apa-apa dulu selama 12 jam, itu lebih efektif. (Pemanfaatannya) nggak muda, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, harus konsultasi dulu. Nanti yang diinginkan justru sebaliknya,” tegas dia.
Efek samping akan sedikit dirasakan penderita kanker. Pada pengobatan pertama, penderita akan merasakan badan panas, atau rasa sakit pada bagian yang terserang kanker. Untuk meringankan efek tersebut, Hary meresepkan tambahan alang-alang pada saat merebus, atau konsumsi agar-agar sesaat sebelum minum ramuan yang diberikan supaya ada efek dingin pada tubuh.
Bagi penderita kanker yang juga menjalani kemoterapi, jus daging dan biji delima hitam sangat disarankan untuk dikonsumsi sebagai pendamping. Tujuannya mempercepat regenerasi sel-sel normal yang ikut rusak akibat kemoterapi. Hary pun menyarankan jus deli
KUDUS – Ribuan orang kemarin siang, saling berebutan gunungan Kupat (Ketupat) dan Lepet (makan dari ketan yang dibungkus janur). Pemandangan tersebut mewarnai acara Parade Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria, di Taman Ria, objek wisata di kawasan Gunung Muria, Desa Colo, kecamatan Dawe, kabupaten Kudus, Jawa tengah.

Setahun sekali, setiap seminggu setelah Lebaran, warga desa Colo menyelenggarakan upacara Sewu Kupat (seribu ketupat). Sebuah hajatan budaya yang dilangsungkan sepekan setelah Idul Fitri atau hari ke-8 Lebaran ini dinamai Parade Sewu Kupat Kangjeng Sunan Muria. Parade Sewu Kupat ini adalah kali ke delapan sejak dimulai pada akhir 2007 lalu.

Parade sewu kupat dimulai sejak pagi dengan pengumpulan ketupat, lepet serta ampyangan (hasil bumi) di Balai Desa Colo. Sekitar pukul 06.30 diadakan doa dan tumpengan, sebelum kupat dan lepet dibentuk gunungan dan diarak. Gunungan kupat kemudian dibawa ke makam Sunan Muria di puncak Gunung Muria untuk didoakan. Setelah doa dipanjatkan dan kain mori khaul Sunan Muria dibebatkan di gunungan-gunungan itu, Kepala desa selaku pemimpin rombongan menerima sebuah Pataka dari pihak Masjid dan Makam Sunan Muria. Pataka itu berisi sebuah tembang sinom dan kinanti, yang konon diciptakan oleh Sunan Muria.

Dengan berjalan kaki, para pengusung tandu kemudian bergegas menuju Taman Ria, yang jaraknya sekitar 800 meter dari masjid. Di tempat tersebutlah nantinya gunungan tersebut akan diperebutkan oleh warga.

Menurut Kepala Desa Colo, Khoirul Falah, animo masyarakat terhadap acara ini terbilang cukup tinggi. Ini terbukti dari banyaknya masyarakat yang hadir. “Masyarakat meyakini kalau gunungan yang diikat kain dari kuncup Sunan Muria tersebut penuh dengan limpahan berkah”, jelasnya.

Sementara itu, bupati Kudus, H. Musthofa dalam sambutannya meminta agar tradisi ini dapat dilestarikan sampai kapanpun juga. “Tidak hanya dipertahankan, namun juga harus terus dikembangkan sehingga tradisi ini dapat dikenal luas dan menjadi kebanggaan kita bersama”, katanya. Pada kesempatan tersebut, dirinya juga memohon doa restu agar dalam menjalankan kepemimpinan selama lima tahun ke depan, selalu di beri kemudahan oleh-Nya untuk membawa masyarakat Kudus lebih sejahtera.

Parijoto: Buah Unik Bermitos Anak Jadi Cantik atau Ganteng

Bila anda berkunjung ke kawasan wisata religi makam Sunan Muria yang terletak sekitar 18 Km ke arah utara dari pusat kota Kudus, tepatnya di kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus, dengan ketinggian yang mencapai ± 800 m dpl, anda akan menemukan buah parijoto yang dijajakan sepanjang jalan menuju makam Sunan Muria. “Bentuknya itu bulat seperti klenteng (red, biji pohon randu) lebih besar sedikit ukurannya, dan berwarna menarik”, tutur salah satu tukang ojek pagi itu.
Tanaman khas yang tumbuh melimpah ruah di pegunungan muria itu, konon memiliki mitos yang turun temurun sejak dahulu kala. “Dari mbah-mbah kita dulu, katanya kalau dimakan ibu hamil nanti anaknya yang lahir akan menjadi ganteng jika laki-laki, dan ayu jika perempuan”, ujar mbak Wati, penduduk setempat.
Harga satu ikat kecil Parijoto dijual seharga Rp 5.000 ,-, sedangkan seikat agak besar dihargai cukup Rp 10.000 ,-. “nek sak ombyok regane rong puluh ewu mbak,” terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 WIB hingga pukul 17:00 sore.
Karena rasanya yang asam, pahit dan tidak enak jika dimakan langsung, biasanya ibu yang hamil menyiasatinya dengan cara dibuat rujak, pecel atau direbus sebelum parijoto tersebut dikonsumsi. Umumnya ibu-ibu hamil yang mengonsumsi parijoto saat usia kandungannya mencapai lima bulan ke atas, namun ada pula yang sudah mengonsumsi buah yang tumbuh di dataran tinggi di kawasan lereng gunung Muria itu pada usia kehamilan baru mencapai dua hingga tiga bulan.
Buah dengan nama latin Medinella speciosa L. ini secara medis sebenarnya memiliki kandungan bahan kimia saponin dan kardenolin pada daun dan buahnya, sedangkan pada buahnya mengandung flavonoid dan daunnya mengandung tannin yang berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat diare. Anda penasaran untuk mencoba kahsiat buah unik asal Muria yang satu ini? Mempercantik keturunan atau sekadar obat diare dan sariawan semata?

Cerita Sunan Muria

Cerita Sunan Muria - Wali sogo gunung muria

Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid. Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.
Sasaran dakwah dari Sunan Muria adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Ia adalah satu-atunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan islam. Dan, ia juga yang telah menciptakan berbagai tembang jawa. Tempat dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperlua meliputi Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria karena tinggal di gunung

Kisah Kesaktian Sunan Muria

Sunan muria adalah wali yang terkenal memiliki kesaktian. Ia memiliki fisik yang kuat karena sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. Bayangkan, jika ia dan istrinya atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk menyebarkan agama islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. Hak itu tidak dapat dilakukannya tenpa fisik yang kuat.
Bukti bahwa sunan muria adalah guru yang sakti mandraguna dapat ditemukan dalam kisah perkawinan sunan murida dengan dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri Ngerang, yaitu seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya, yang bertempat tinggal di juana, pati jawa tengah. Demikian sakti sunan ngerang sehingga sunan muria dan sunan kudus sampai berguru kepadanya.
Dalam cerita sunan muria, pada suatu hari, sunan ngerang mengadakan syukuran atas usia dewi roroyono yang telah genang dua puluh tahun. Semua muridnya diundang, seperti sunan muria, sunan kudus, adipati pathak warak, kapa dan adiknya gentiri. Tetangga dekat juga diundang, demikian pula sanak saudara yang dari jauh. Setelah tamu berkumpul, dewi Roroyono dan adiknya, dewi roro pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman. Keduanya adalah para dara yang cantik rupawan, terutama dewi roroyono yang bersuaia dua puluh tahun. Ia bagaikan bunga yang sedang mekar.
Bagi sunan kudus dan sunan muria yang sudah berbekal ilmu agama, dapat menahan pandangan mata, sehingga mereka tidak terseret oleh godaan setan. Tapi, seorang murid sunan ngerang yang lain, yaitu Adipati Pathak warak memandang dewi royoyono dengan mata tidak berkedip karena melihat kecantikan gadis itu.
Sewaktu menjadi cantrik atau murid sunan ngerang ketika pathak warak belum menjadi adipati, dewi roroyono masih kecil dan kecantikannya yang mempesonan belum tampak. Tetapi, sekarang, gadis itu sangat membuat adipati pathak warak tergila-gila. Sepasang matanya hampir melotot memandangi gadis itu terus menerus. Akibat dibakar api asmara yang menggelora, ia tidak tahan lagi. Ia pun menggoda dewi roroyono dengan berbagai ucapan yang tidak pantas, bahkan bertindak kurang ajar.
Tentu saja, dewi merasa malu sekali, terutama ketika adipati pathak warak berlaku kurang ajar dengan memegangi bagian tubuhnya yang tidak pantas disentuh. Si gadis pun naik pitam, sehingga nampan berisi minuman yang dibawahnya sengaja ditumpahkan ke pakaian sang adipati. Maka adipati pathak warak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali diperlakukan seperti itu. Apalagi ia pun semakin malu karena melihat para tamu menetawakan kekonyolan.
Dewi Roroyono hampir saja ditampar oleh adipati pathak warak kalau ia tidak ingat bahwa gadis itu adalah putri gurunya. Lalu, Dewi Rorooyono masuk ke dalam kamarnya, gadis itu menangis sejadi-jadinya karena dipermalukan oleh pathak warak. Pada malam hari, para tamu yang rumahnya dekat sudah pulang ke tempat masing-masing. Adapun tamu yang datang dari jauh terpaksa menginap di rumah sunan ngerang, termasuk pathak warak san sunan murid. Namun, pathak warak belum dapat memejamkan matanya hingga lewat tengah malam. Kemudian, ia bangkit dari tidurnya dan mengendap-ngedap ke kamar dewi roroyono.
Dewi roroyono dibius sehingga tak sadarkan diri, kemudian pathak warak turun melewati genteng dan mebawanya lari menuruni jendela. Dewo Roroyono dibawa lari ke mandalika, wilayah keling atau kediri. Setelah sunan ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh pathak warak, maka ia berikrar bahwa orang yang berhasil membawa putrinya bila perempuan akan dijadikan saudara dewi roroyono. Dan jika laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya.
Tak ada seorang pun yang menyatakan kesanggupannya. Sebab, semua orang telah maklum akan kehebatan dan kekejaman pathak warak. Hanya sunan muria yang bersedia memenuhi harapan sunan ngerang.
“saya akan berusaha mengambil diajeng Roroyono dari tangan pathak warak,” kata sunan muria
Di tengah perjalanan, sunan muria bertemu dengan kapa dan gentiri, adik seperguruan, yang lebih dahulu pulang sebelum acara syukuran berakhir. Keduanya merasa heram melihat sunan muria berlari cepat menuju ke arah daerah keling.
“Mengapa kakang tampak tergesa-gesa?” tanya kapa
Sunan muria pun menceritakan penculikan dewi roroyono yang dilakukan oleh pathak warak. Kapa dan gentiri sangat menghormati sunan muria sebagai saudara seperguruan yang lebih tua. Lantas, keduanya menyatakan diri untuk membantu Sunan Muria merebut kembali dewi Roroyono.
“Sebaiknya, kakang pulang ke padepokan gunung Muria. Para murid sangat membutuhkan bimbingan kakang. Biarlah kami yang berusaha merebut diajeng roroyono kembali. Kalau berhasil, kakang tetap berhak menikahnya, kami hanya membantu,” kata kapa.
“Aku masih sanggung merebutnya sendiri,” ujar sunan muria
“Itu benar, tapi, membimbing orang memperdalam agama islam juga lebih penting, percalah, kami pasti sanggup merebutnya kembali” kata kapa bersikeras
Akhirnya, sunan muria mengambulkan permintaan adik seperguruannya. Ia merasa tidak enak menolak seseorang yang hendak berbuat baik. Lagi pula, ia harus menengok para santrinya di padepokan gunung muria. Untuk merebut dewi roroyono dari tangan pathak warak, ternyata kapa dan gentiri meminta bantuan seorang wiku lodhang di pulau sprapat yang dikenal sebagai tokoh sakti dan tidak ada tandingannya. Usaha mereka berhasil sehingga dewi roroyono dikembalikan kepada Sunan Ngerang. Hari berikutnya, sunan muria hendak pergi menghadap sunan ngerang untuk mengetahui perkembangan usaha kapa dan gentri. Di tengah perjalanan, ia bertemua dengan adipati Pathak warak.
“hai pahtak warak, berhenti kamu” bentak sunan muria
Patahak warak yang sedang naik kuda terpaksa berhenti karena sunan muris menghadang di depannya.
“Minggi, jangan menghalangi jalanku! Hardik pathak warak
“Boleh asal kamu kebalikan Dewo Roroyono”
“Goblok! Roroyono sudah di bawa kapa dan gentiri! Kini aku hendak mengejar mereka”! umpat pathak warak.
“untuk apa kamu mengejar merek?”
“merebutnya kembali” jawab pathak warak dengan sengit
“Kalau begitu langkahi dulu mayatku, roroyono telah dijodohkan denganku!” ujar sunan muria sambil pasang kuda-kuda
tanpa basa basi maka pathak warak melompat dari punggung kuda. Ia menyerang sunan muria dengan jus cakar harimau. Tapi, ia bukan tandingan putra sunan kalijaga yang memiliki segudang kesaktian. Hanya dalam beberapa kali gebrakan, pathak warak telah jatuh atau roboh di tanah. Seluruh kesaktiannya lenyap, bahkan ia menjadi lumpuh dan tidak mampu untuk berdiri apalagi berjalan.
Sunan muria pun meneruskan perjalanan ke juana. Kedatangannya disambut gembira oleh sunan ngerang. Sebab, kapa dan gentiri telah bercerita secara jujur bahwa mereka sendiri yang memaksa mengambil alih tugas sunan muria mencari roroyono. Pada akhirnya, sunan ngerang menjodohkan dewi roroyono dengan sunan muria.
Upacara pernikahan pun segera dilaksanakan. Kapa dan Gentiri berjasa besar diberi hadiah tanah di desa buntar. Dengan hadiah itu keduanya menjadi orang kaya yang kehidupan mereka serba kecukupan. Sementara itu, sunan muria segera memboyong istrinya ke padepokan gunung muria. Mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan ideal.
Tidak demikian halnya dengan kapa dan gentiri. Sewaktu membawa dewi roroyono dari keling ke ngarang, agarknya mereka terlanjut terpesonan oleh kecantikan wanita jelita itu. Siang dan malam, mereka tidak dapat tidur. Wajah wanita itu senantiasa terbayang. Namun, wanita itu sudah diperistri kakak seperguruannya sehingga mereka tidak dapat berbuat apapun.
Hanya penyesalan yang menghujam di dada mereka. Mengapa dulu mereka terburu-buru menawarkan jasa baik mereka? Betapa enak sunan muria sekarang tanpa bersusah payah, ia telah menikmati kebahagiaan bersama gadis yang mereka dambakan. Inilah hikmah ajaran agama agar lelaki diharuskan menahan pandangan mata dan menjaga kehormatan mereka. Adai kata kapa dan gentiri tidak menatap terus ke arah wajah dant ubuh dewi roroyono yang indah, mereka pasti tidak akan terpesonan dan tidak terjerat oleh iblis yang memasang perangkat pada pandangan mata.
Kini, kapa dan gentiri telah dirasuki iblis. Mereka bertekad hendak merebut dewi roroyono dari tangan sunan muria. Mereka telah sepakat untuk menjadikanya sebagai sitri kedua secara bergiliran. Sungguh keji rencana mereka. Gentiri beerangkat terlebih dulu ke gunung muria. Namun ketika ia hendak melaksanakan niatnya, justru kepergok oleh para murid sunan muria sehingga terjadi pertempuran dahsyat. Suasana menjadi panas ketika sunan muria keluar menghdapati gentiri. Akhirnya, gentiri tewas menemui ajalnya di puncak gunung muria.
Kematian gentiri cepat tersebar ke berbagai daerah. Tapi, berita itu tidak membuat surut niat kapa. Sebab, kapa cukup cerdik sehingga ia datang ke gunung muria secara diam-diam di malam hari. Tak seorang pun yang mengetahuinya. Pada saat itu, kebetulan sunan muria dan beberapa murid pilihannya sedang bepergian ke demak bintoro. Kapa membius para murid sunan muria yang berilmu rendah yang ditugaskan menjaga dewi roroyono, kemudian kapa menculik dan membawa wanita impiannya ke pulai sprapat dengan mudah.
Pada saat yang sama, sunan muria bermaksud mengadakan kunjungan kepada Wiku Lodhang Datuk di pulau sprapat sepulang dari demak bintoro. Ini biasa dilakukannya, yakni bersahabat dengan pemeluk agama lain. Dan, itu bukanlah suatu dosa, terlebih lagi sang wiku pernah menolongnya merebut dewi roroyono dari pihak pathak warak.
Seperti ajaran sunan kalijaga yang mampu hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam suatu negeri. Sunan muria pun menunjukkan akhlak islam yang mulia dan agung. Sunan muria bukan berdebat tentang perbedaan agama itu. Dengan menerapkan akhlak yang mulia itu, banyak pemeluk agama lain yang akhirnya tertarik dan masuk islam secara suka rela. Sementara itu, kedatangan kapa ke pulau sprapat ternyata tidak disambut baik oleh wiku lodhang datuk.
Memalukan, benar benar nista perbuatanmu itu, cepat kembalikan istri kakanda seperguruanmu! Hardik wiku lodhang datuk dengan marah.
“bagaimana bapa guru ini? Bukankah aku ini adalah muridmu? Mengapa kamu tidak membelaku? Protes kapa.
“Apa? Membela perbuatan durjana?” bentak wiku lodhank datuk
“sampai mati pun, aku takkan sudi membela kebejatan budi pekerti, walaupun pelakunya itu muridku sendiri!” katanya
Perdebatan antara guru dan murid tersebut berlangsung lama. Tanpa mereka sadari, ternyata sunan muria sudah sampai di tempat itu. Betapa terkejut ketika sunan muria melihat istrinya sedang tergolek di tangah dengan kaki dan tangan terikat. Sementara itu, ia juga melihat kapa sedang bertengkar dengan gurunya yaitu Wiku lodhang datuk. Lalu, wiku loadhang melangkah menuju dewi roroyono untuk membebaskannya dari belenggu yang dilakukan oleh kapa.
Ketika sang wiku selesai membuka tali yang mengikat tubuh dewi roroyono, tiba tiba terdengar jeritan keras dari mulut kapa secara bersamaan. Ternyata serangan yang dilakukan kapa dengan mengerahkan aji kesaktian berbalik menghantam dirinya sendiri. Itula ilmu yang dimiliki sunan muria. Ia mampu mengembalikan serangan lawan. Sebab, kapa mempergunakan aji pamungkas, yaitu puncak kesaktian yang dimilikinya, maka ilmu itu akhirnya merengut nyawanya sendiri.
“Maafkan saya Tuan wiki,” sunan muria agak menyesal
“tidak mengapa, ia sudah sepantasnya menerima hukuman ini. Aku sangat menyesal karena telah memberikan ilmu kepadanya. Ternyata, lmu itu digunakan untuk jalan kejahatan,” gumam sang wiku.
Dengan langkah gontai, sang wiku mengangkat jenazah muridnya. Kapa adalah muridnya apaun yang terjadi. Pantaslah, kalau ia menguburkannya secara layak. Pada akhirnya, dewi roroyono dan sunan muria kembali ke padepokan dan hidup berbahagia.
AIR TIGA RASA

Terletak di Rejenu. Objek ini terdiri atas Makam Syeh Sadzli dan tiga sumber mata air yang meski berdekatan namun memiliki rasa yang berbeda. Air ini dipercaya mempunyai berbagai khasiat.
Merupakan pos terakhir untuk melakukan pendakian ke puncak Argowiloso.

Makam Syeh Sadzali
Banyak tempat ziarah dapat dikunjungi di Kabupaten Kudus. Salah satunya adalah makam  Sunan Muria memang banyak menyedot wisatawan domestik hampir sepanjang tahun. Bahkan, di kawasan Gunung Muria, (kecamatan Dawe) tidak hanya makam Sunan Muria saja yang selalu dikunjungi masyarakat.

Sebuah makam di sebelah utara makam Sunan Muria, di atas objek air terjun Montel. Tepatnya di Japan Utara yang dikenal dengan Rejenu yang berdasarkan astronomi berada di koordinat 6° 39′ 6″ LS 110° 54′ 10″ BT. Di sini terdapat sebuah makam yang banyak diziarahi orang. Orang mengenalnya sebagai makam Syeh Sadzali. Salah satu murid Sunan Muria yang disegani.

Untuk mencapai makam ini memang tidak segampang bila ingin ziarah ke makam Sunan Muria. Kawasan ini boleh dikatakan belum tersentuh ”tangan” pembangunan yang menyediakan fasilitas kemudahan. Masih alami. Listrikpun belum tersedia. Walau sekarang jalan menuju tempat tersebut telah diperlebar dan dilapisi beton sehingga banyak tersedia jasa ojek (melalui rute desa Japan). Sedangkan bila melalui Air terjun Montel masih harus melewati jalan setapak.
Yang datang berziarah tidak hanya dari Kudus. Banyak yang berasal dari kota-kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sebagian lagi dari Palembang dan Kalimantan. Bahkan, dari Singapura dan Irlandia.
Air Tiga Rasa
Sejarah Syeh Sadzali masih penuh misteri. Pengurus Yayasan setempat sedang mengumpulkan data. Yang mereka yakini, Syeh itu salah satu murid Sunan Muria yang konon berasal dari Irak (Bagdad).

Salah satu murid yang dikasihi karena pegang peranan penting ketika Sunan Muria mengadu kesaktian dengan Dampo Awang. Karena banyak yang iri kemudian tersisih atau disisihkan. Ada dugaan beliau menyingkir ke tempat dia dimakamkan sekarang ini di Rejenu.
Kompleks ini memang banyak mengandung misteri karena masih banyak makam yang belum dikenali. Ada pula tiga mata air yang memiliki tiga rasa khas dan boleh dibilang ajaib. Ketiga air memiliki rasa seperti minuman Sprite. Namun ketajaman rasa satu sama lain berbeda.
Air ini dipercaya mempunyai banyak khasiat. Bagi yang percaya, dengan minum air itu jiwa mereka akan menjadi lebih tenang. Rasa percaya diri mereka lebih tebal. Selain itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Konon, dulunya mata air ini terdiri atas 4 macam yang bilamana keempat-empatnya dicampur dapat mengabulkan apapun permohonan peminumnya. Oleh Syeh Sadzali, mata air keempat ditutup. Karena tidak jarang ada peziarah yang melakukan tirakatan di sekitar Air Tiga Rasa agar mampu melihat dan mengambil air dari sumber mata air yang keempat tadi.
Obyek lainnya
Selain itu, ternyata masih ada beberapa objek lain yang berdekatan dengan makam Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa ini. Objek-objek itu antara lain:
  1. Air terjun. Cukup tinggi, tak kalah dengan air terjun Montel di Colo. Namun, jalan ke arah sana baru jalan setapak atau lewat aliran Sungai Rejenu.
  2. Gua Jepang.
  3. Makam Syeh Subakir dan Ali Murtadho. Di sebelah atas melalui jalan setapak yang terjal.
  4. Sendang Anglingdarmo.
Selain itu, Rejenu (Makan Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa) merupakan pos pendakian terakhir bagi yang ingin mendaki ke Puncak Argowiloso maupun Argojembangan. Dua diantara beberapa puncak tertinggi Gunung Muria
Fasilitas yang tersedia

Meski berada di tengah hutan terkepun aneka puncak bukit di Gunung Muria, pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia, semisal:
  • Ojek, bagi yang malas berjalan kaki
  • Warung makan yang buka 24 jam
  • Kamar penginapan sederhana di setiap warung
  • Musala
  • Kamar mandi
  • Bagi yang menyukai camping bisa memanfaatkan area di sekitar objek ini untuk mendirikan tenda.
Potensi ini memang fenomena yang menarik untuk dikembangkan di masa mendatang. Sayang, objek wisata ziarah di Kabupaten Kudus belum dikelola secara  profesional oleh Pemkab Kudus. Tercermin dari seberapa jauh dana APBD yang disediakan di sektor itu. Tanpa dukungan dana memadai, objek wisata seperti Gunung Muria (Sunan Muria dan Pesanggrahan Colo) terpaksa tampil dengan fasilitas terbatas. Jika demikian, pengembangan suatu objek wisata tinggal impian saja.